*** HaTi DaRi BaJa ***
Waktu itu di tepi pantai duduklah seorang wanita di atas karpetnya dan didekatnya terhidang secangkir teh. Dia memandangi lingkaran matahari yang sedang tenggelam di ufuk untuk melewatkan satu hari dari hidupnya yang sudah mencapai usia 70 tahun.
Dia memandangi air laut yang memantulkan sinar ufuk
yang berwarna kuning keemasan. Terlihat sangat indah. Akan tetapi, dia tidak
pernah melupakan berapa banyak tragedi dan cerita yang bergejolak di dalam
hatinya. Lalu dia kembali ke tempatnya, mengingat-ngingat hakikat kehidupannya
yang ternyata mirip dengan laut di hadapannya.
Di dekatnya duduklah sebuah keluarga yang datang ke
laut untuk memecah rutinitas kehidupan sehari-hari. Juga untuk melupakan
sebagian dari mesin kehidupan sehari-hari dengan segala hiruk-pikuknya dan
ketegangan jiwa yang ditimbulkannya.
Perhatikanlah, sebagian anggota keluarga menghabiskan
waktu mereka sambil mengobrol ke sana kemari dan menyantap makanan mereka
hingga lewat tengah malam. Sementara nenek tua itu tetap duduk seorang diri
sambil minum teh memandangi lautan.
Tiba-tiba salah satu dari mereka tidak kuasa menahan
dirinya dan berkata : “Apakah engkau ingin kami mengantarmu ke suatu tempat?
Jangan-jangan ada sesuatu yang buruk. Kami tidak melihat siapa-siapa di
dekatmu.”
Nenek itu menjawab: “Entahlah, tapi ia meninggalkan secarik kertas di tanganku.” Laki-laki itu langsung mengambilnya dan membacanya. Ternyata tertulis, “Siapapun yang membaca tulisan ini harus mengirimkan wanita ini ke panti jompo.”
Nenek itu menjawab: “Entahlah, tapi ia meninggalkan secarik kertas di tanganku.” Laki-laki itu langsung mengambilnya dan membacanya. Ternyata tertulis, “Siapapun yang membaca tulisan ini harus mengirimkan wanita ini ke panti jompo.”
Mereka semua tersentak kaget ketika mengetahui tragedi
yang menimpa nenek ini. Padahal, sepanjang hidupnya dia pernah menyusui,
begadang dan hamil untuk anak durhaka yang membuangnya begitu saja ke tepi laut
ketika usianya sudah senja. Persis seperti laut yang membuang buihnya ke
pantai.
Hendaklah kita semua mengambil pelajaran berharga dari
kisah ini. Dan hendaklah kita tahu bahwa akhir perjalanan orang yang berbuat
seperti itu adalah sangat buruk. Kita semua harus mendidik putera-puteri kita
dengan pendidikan yang baik, agar kita dapat menjamin bakti mereka di dalam
kehidupan dan doa mereka di dalam kematian.
[Dicuplik dari: Ahmad Sâlim Bâduwaylân, Mausū’ah
al-Qoshosh al-Mu`atstsiroh, Ind : ”Malam Pertama Setelah Itu Air Mata”, Pustaka
ELBA, Surabaya : 1428/2007]
Ibrah : Wahai hamba Allôh, ingatlah firman Rabb-mu:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat
baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah,
dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya
adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai
empat puluh tahun ia berdoa: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan
supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan
kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku
bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri.” (QS al-Ahqâf : 15)
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
Allah Subhanahu Wa Ta’ala juga berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik)
kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah
yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu
dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS Luqmân
: 14)
Lantas, nikmat
Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?!!
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
♥ Post by, L.af... on Jan’ 2012
Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.
♥ Post by, L.af... on Jan’ 2012
Bagi Sahabatfillah yang ingin Share or menTag
saudara yang lain dipersilahkan.... (n_n) Salam santun
saudara yang lain dipersilahkan.... (n_n) Salam santun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar