Ahlan Wa Sahlan Saudaraku.....

Salam Ukhuwah....

Semoga bermanfaat

Jumat, 20 Januari 2012

***Sebelum Kesempatan Tertutup***



                                            
                
بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم


 

Ucapan dan do’a terindah kami sampaikan pada sahabat semua.... yang diajarkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala kepada sesama Muslim melalui lisan insan mulia Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

 Segala puja dan puji padaNya juga terhanurkan, Rabb yang memiliki kerajaan langit, Bumi dan yang ada diantara keduanya... atas segala Rahmat dan kasih sayang-Nya yang selalu melimpah dalam hidup kita, Shalawatpun terseru pada insan kekasih-Mu ya Rabb Sungguh hati ini pun Merindu......
                 Terpadam api biara majusi runtuh Istana kisra pasri
                Makkah diterangi cahaya putih  Tanda lahirmu wahai insan yang dicinta
                                Muhammad ya Rasulullah


sahabat fillah yang dirahmati Allah Subhanallahu wa Ta'ala semoga setiap hembusan nafas yang hadir dalam diri selalu dalam lindungan,kasih sayang serta naungan cahaya hidayah-Nya hingga ruh berlepas dari jasad kelak..... Aamiin.

.............. sebelum kesempatan itu tertutup dan menghampiri kita,,,,,,

Keinginan dan harapan, bukan hanya milik orang-orang yang masih hidup. Keinginan dan harapan juga milik mereka yang telah mati. Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan, keinginan orang-orang shalih di alam kubur, adalah kembali ke keluarga untuk menyampaikan berita gembira, maka keinginan orang-orang durhaka juga ingin dikembalikan hidup di dunia. Namun misi yang mereka inginkan di dunia tidak sama. Meski kedua-duanya juga tak bisa memenuhi keinginan dan harapan mereka.

Perbedaannya jelas. Orang-orang shalih, sangat gembira dan ingin menyampaikan kegembiraannya kepada keluarganya di dunia. Tapi orang-orang durhaka, justru merasakan tak terperi kedukaannya hingga ia ingin kembali hidup untuk melakukan amal-amal yang bisa memberinya sejumput pahala dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Mereka banyak menyepelekan hak-hak Allah, melewati hidup dalam kesia-siaan dan kelalaian, menunda-nunda taubat sambil berharap agar usianya terus memanjang. Di dalam kubur mereka meratapi amalnya, menangisi apa yang telah lalu, dan ia juga memendam harapan dan keinginan kepada Allah.

Saudaraku kita tak pernah luput dari kasih sayang Allah,
Ayat-ayat Al Quran dan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam  menuturkan kepada kita bagaimana keinginan mereka saat ada di alam akhirat. Salah satu keinginan mereka adalah, keinginan mendirikan shalat, meski hanya dua rakaat. Ini dijelaskan oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu yang meriwayatkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saat melewati sebuah makam. “Siapakah yang dikubur di sini?” tanya Rasul Shallallahu alaihi wa sallam. Para sahabat menjawab, “Ini kuburan fulan.” Rasul Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Shalat dua rakaat lebih diinginkan oleh penghuni kubur ini ketimbang apa yang tersisa dari dunia kalian.”

Itulah salah satu puncak keinginan orang yang telah meninggal namun banyak melalaikan Allah. Ia sangat ingin ruku dalam dua rakaat shalat. Ia begitu berharap bisa menambah timbangan kebaikannya. Ia menentukan keinginannya secara spesifik untuk memperoleh pahala shalat. Ia telah melihat langsung apa manfaat shalat. Ia sangat berduka melewati hari-hari tanpa shalat. Ia ingin kembali ke dunia, hanya beberapa detik untuk bisa ruku. Tidak ada keinginan dunia apapun, tapi hanya ingin dua rakaat.

Saudaraku,
Harapan dan keinginan lain dari orang-orang yang telah wafat dalam kelalaian adalah, shadaqah. Ya, mereka ingin kembali ke dunia beberapa saat saja untuk bisa bershadaqah. Harapan mereka tercantum dalam firman Allah swt dalam surat Al Munafiqun ayat 10-11:  “Berinfaqlah kalian dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian, sebelum datang pada salah seorang kalian dan ia mengatakan: “Ya Tuhan ku seandainya Engkau tunda kematianku sebentar saja, agar aku bisa bersedekah dan menjadi orang shalih….”

Mereka sadar, shadaqah adalah amal yang paling dicintai Allah  Subhanallahu wa Ta’ala. Shadaqah jugalah yang mampu mematikan kemarahan Allah  Subhanallahu wa Ta’ala. Mereka ingin kembali hidup,  karena mereka tahu nilai shadaqah yang bisa dibanggakan dari amal-amal lainnya. Mereka sudah tahu betapa besar nilai dan pahala shadaqah, dan betapa besar kerugian orang yang melalaikannya. Tapi, lagi-lagi harapan itu tak mungkin membuka kesempatan. Semua telah lewat. Karena itulah mereka memendam keinginan untuk kembali ke dunia dan bersadaqah, lantaran sebelumnya mereka lebih banyak membelanjakan harta untuk kepuasan nafsu.

Saudaraku,
Keinginan ketiga yang diucapkan oleh orang-orang lalai dan telah wafat adalah, kembali ke dunia untuk menjadi orang-orang shalih. Mereka ingin melakukan amal shalih, taat kepada Allah, berdzikir kepada Allah meskipun satu kalimat. Mereka sangat ingin mengucapkan tasbih meski satu kali, mengeluarkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah meski satu kali. Simaklah bagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala tentang harapan mereka, “Sampai ketika salah seorang mereka didatangkan kematian, ia berkata, “Ya Tuhanku kembalikanlah aku untuk bisa beramal shalih terhadap apa yang aku tinggalkan… “ (QS. Al Muminun : 99 – 100).

Orang-orang yang telah mati, kesempatan mereka telah habis. Mereka berada di alam yang lain, alam akhirat. Di sanalah mereka mengetahui apa yang mereka terima dari amal-amal mereka di dunia. Di sanalah mereka mengetahui penyesalan tak terkatakan dari menyia nyiakan waktu. Mereka menyadari bahwa waktu tak mungkin dibeli dengan seluruh harta dunia apapun. Karena itulah mereka sangat mengangankan satu amal shalih sedikit saja untuk bisa mengambil pahala dari amal itu.

Saudaraku,
Mari kita berpikir dan merenung tentang perjalanan ini. Sebagaimana inti wasiat Rasulullah tentang hidup dan mati yang terdapat dalam do’a yang diucapkan setelah kita tidur. Kata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam,  “Jika salah seorang kalian bangun dari tidur, katakanlah: “ Alhamdulillah yang telah mengembalikan ruhku kepadaku, menyehatkan tubuhku dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya.” (HR. Turmudzi)

Saudaraku,
Suatu saat, bila kita mengiringi janazah atau melakukan ziarah kubur. Diam dan jangan banyak bicara. Berhentilah di hadapan sebuah kuburan. Resapilah bagaimana kesempitan liang lahat. Bayangkanlah bila kita berada di dalamnya. Semua pintu yang tertutup, lalu gundukan tanah yang menimbun di atasnya. Tak ada keluarga, tak ada sahabat. Gelap, sunyi senyap dan mengerikan. Tak ada yang bisa kita dapatkan di sana, kecuali amal  yang telah kita lakukan.  Renungkanlah, harapan dan keinginan orang-orang ada di dalamnya.

Ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah ada di dalamnya. Lalu, tanamkan tekad untuk memanfaatkan kesempatan hidup untuk lebih banyak berdzikir pada Allah. Bila tercetus dalam benak dan hati untuk melanggar  perintah Allah, ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan ini. Saat kita dibelenggu rasa malas melakukan amal shalih, ingatlah, apa harapan dan keinginan orang-orang yang telah mati. Mereka sangat ingin kembali dan melewati hidup sejenak dalam taat kepada Allah.

Segala puji dan syukur hanya untuk Allah Subhanallahu wa Ta’ala, karena kita saat ini masih merasakan nikmat hidup. Kita ingin jenak kehidupan ini menjadi penuh nilai dengan memperbanyak ketaatan. Kita pasti berharap agar rentang perjalanan hidup di dunia ini, jamnya, menitnya, detiknya, adalah ketaatan kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sehingga kita bisa berharap kebahagiaan di awal memasuki kesendirian di liang kubur….
Barakallahufik.............
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.


Diedit dari sumber asli by Ustadz M. Lili Nur Aulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ALaM GuRu Ku.....

ALaM GuRu Ku.....
BejalaR lah....