بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
|
|
Ucapan
dan do’a terindah kami sampaikan pada sahabat semua.... yang diajarkan oleh Allah Subhanallahu wa Ta’ala kepada sesama Muslim
melalui lisan insan mulia Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Assalamu’alaikum
warahmatullahi wabarakatuh...
Segala puja dan puji padaNya juga
terhanurkan, Rabb yang memiliki kerajaan langit, Bumi dan yang ada diantara keduanya...
atas segala Rahmat dan kasih sayang-Nya yang selalu melimpah dalam hidup
kita, Shalawatpun terseru pada insan kekasih-Mu ya Rabb Sungguh hati ini pun
Merindu......
Terpadam api
biara majusi runtuh Istana kisra pasri
Makkah diterangi cahaya putih Tanda lahirmu wahai insan yang dicinta
Muhammad ya
Rasulullah
sahabat
fillah yang dirahmati Allah Subhanallahu wa Ta'ala
semoga setiap hembusan nafas yang hadir dalam diri selalu dalam lindungan,kasih
sayang serta naungan cahaya hidayah-Nya hingga ruh berlepas dari jasad
kelak..... Aamiin.
..............
sebelum kesempatan itu tertutup dan menghampiri kita,,,,,,
|
Keinginan dan
harapan, bukan hanya milik orang-orang yang masih hidup. Keinginan dan harapan
juga milik mereka yang telah mati. Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan, keinginan orang-orang
shalih di alam kubur, adalah kembali ke keluarga untuk menyampaikan berita
gembira, maka keinginan orang-orang durhaka juga ingin dikembalikan hidup di
dunia. Namun misi yang mereka inginkan di dunia tidak sama. Meski kedua-duanya
juga tak bisa memenuhi keinginan dan harapan mereka.
Perbedaannya jelas. Orang-orang shalih, sangat gembira
dan ingin menyampaikan kegembiraannya kepada keluarganya di dunia. Tapi
orang-orang durhaka, justru merasakan tak terperi kedukaannya hingga ia ingin
kembali hidup untuk melakukan amal-amal yang bisa memberinya sejumput pahala
dari Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Mereka banyak
menyepelekan hak-hak Allah, melewati hidup dalam kesia-siaan dan kelalaian,
menunda-nunda taubat sambil berharap agar usianya terus memanjang. Di dalam
kubur mereka meratapi amalnya, menangisi apa yang telah lalu, dan ia juga
memendam harapan dan keinginan kepada Allah.
Saudaraku kita tak pernah luput dari kasih sayang
Allah,
Ayat-ayat Al Quran dan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menuturkan kepada kita bagaimana keinginan
mereka saat ada di alam akhirat. Salah satu keinginan mereka adalah, keinginan
mendirikan shalat, meski hanya dua rakaat. Ini dijelaskan oleh Abu Hurairah
radhiallahu anhu yang meriwayatkan hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam saat melewati sebuah
makam. “Siapakah yang dikubur di sini?” tanya Rasul Shallallahu alaihi wa sallam. Para sahabat menjawab, “Ini kuburan fulan.”
Rasul Shallallahu alaihi
wa sallam mengatakan, “Shalat dua rakaat lebih diinginkan oleh
penghuni kubur ini ketimbang apa yang tersisa dari dunia kalian.”
Itulah salah satu puncak keinginan orang yang telah
meninggal namun banyak melalaikan Allah. Ia sangat ingin ruku dalam dua rakaat
shalat. Ia begitu berharap bisa menambah timbangan kebaikannya. Ia menentukan
keinginannya secara spesifik untuk memperoleh pahala shalat. Ia telah melihat
langsung apa manfaat shalat. Ia sangat berduka melewati hari-hari tanpa shalat.
Ia ingin kembali ke dunia, hanya beberapa detik untuk bisa ruku. Tidak ada
keinginan dunia apapun, tapi hanya ingin dua rakaat.
Saudaraku,
Harapan dan keinginan lain dari orang-orang yang telah
wafat dalam kelalaian adalah, shadaqah. Ya, mereka ingin kembali ke dunia
beberapa saat saja untuk bisa bershadaqah. Harapan mereka tercantum dalam
firman Allah swt dalam surat Al Munafiqun ayat 10-11: “Berinfaqlah kalian
dari apa yang Kami rizkikan kepada kalian, sebelum datang pada salah seorang
kalian dan ia mengatakan: “Ya Tuhan ku seandainya Engkau tunda kematianku
sebentar saja, agar aku bisa bersedekah dan menjadi orang shalih….”
Mereka sadar, shadaqah adalah amal yang paling
dicintai Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Shadaqah jugalah yang mampu mematikan kemarahan
Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Mereka ingin kembali hidup, karena mereka tahu
nilai shadaqah yang bisa dibanggakan dari amal-amal lainnya. Mereka sudah tahu
betapa besar nilai dan pahala shadaqah, dan betapa besar kerugian orang yang
melalaikannya. Tapi, lagi-lagi harapan itu tak mungkin membuka kesempatan.
Semua telah lewat. Karena itulah mereka memendam keinginan untuk kembali ke
dunia dan bersadaqah, lantaran sebelumnya mereka lebih banyak membelanjakan
harta untuk kepuasan nafsu.
Saudaraku,
Keinginan ketiga yang diucapkan oleh orang-orang lalai
dan telah wafat adalah, kembali ke dunia untuk menjadi orang-orang shalih.
Mereka ingin melakukan amal shalih, taat kepada Allah, berdzikir kepada Allah
meskipun satu kalimat. Mereka sangat ingin mengucapkan tasbih meski satu kali,
mengeluarkan kalimat tauhid Laa ilaaha illallah meski satu kali. Simaklah
bagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala tentang harapan mereka,
“Sampai ketika salah seorang mereka didatangkan kematian, ia berkata, “Ya
Tuhanku kembalikanlah aku untuk bisa beramal shalih terhadap apa yang aku
tinggalkan… “ (QS. Al Muminun : 99 – 100).
Orang-orang yang telah mati, kesempatan mereka telah
habis. Mereka berada di alam yang lain, alam akhirat. Di sanalah mereka
mengetahui apa yang mereka terima dari amal-amal mereka di dunia. Di sanalah
mereka mengetahui penyesalan tak terkatakan dari menyia nyiakan waktu. Mereka
menyadari bahwa waktu tak mungkin dibeli dengan seluruh harta dunia apapun.
Karena itulah mereka sangat mengangankan satu amal shalih sedikit saja untuk
bisa mengambil pahala dari amal itu.
Saudaraku,
Mari kita berpikir dan
merenung tentang perjalanan ini. Sebagaimana inti wasiat Rasulullah tentang
hidup dan mati yang terdapat dalam do’a yang diucapkan setelah kita tidur. Kata
Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam, “Jika salah seorang kalian bangun dari tidur,
katakanlah: “ Alhamdulillah yang telah mengembalikan ruhku kepadaku,
menyehatkan tubuhku dan mengizinkan aku untuk berdzikir kepada-Nya.” (HR.
Turmudzi)
Saudaraku,
Suatu saat, bila kita mengiringi janazah atau
melakukan ziarah kubur. Diam dan jangan banyak bicara. Berhentilah di hadapan
sebuah kuburan. Resapilah bagaimana kesempitan liang lahat. Bayangkanlah bila
kita berada di dalamnya. Semua pintu yang tertutup, lalu gundukan tanah yang
menimbun di atasnya. Tak ada keluarga, tak ada sahabat. Gelap, sunyi senyap dan
mengerikan. Tak ada yang bisa kita dapatkan di sana, kecuali amal yang
telah kita lakukan. Renungkanlah, harapan dan keinginan orang-orang ada
di dalamnya.
Ingatlah apa harapan dan keinginan orang-orang yang
telah ada di dalamnya. Lalu, tanamkan tekad untuk memanfaatkan kesempatan hidup
untuk lebih banyak berdzikir pada Allah. Bila tercetus dalam benak dan hati
untuk melanggar perintah Allah, ingatlah apa harapan dan keinginan
orang-orang yang telah meninggalkan kehidupan ini. Saat kita dibelenggu rasa
malas melakukan amal shalih, ingatlah, apa harapan dan keinginan orang-orang
yang telah mati. Mereka sangat ingin kembali dan melewati hidup sejenak dalam
taat kepada Allah.
Segala puji dan syukur hanya untuk Allah Subhanallahu wa Ta’ala, karena kita saat ini masih merasakan nikmat hidup.
Kita ingin jenak kehidupan ini menjadi penuh nilai dengan memperbanyak
ketaatan. Kita pasti berharap agar rentang perjalanan hidup di dunia ini,
jamnya, menitnya, detiknya, adalah ketaatan kepada Allah Subhanallahu wa Ta’ala. Sehingga kita bisa berharap kebahagiaan di awal
memasuki kesendirian di liang kubur….
Barakallahufik.............
Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Diedit dari sumber asli by Ustadz M. Lili Nur Aulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar